Posted by Tata Risdian R S.T on Kamis, 29 Oktober 2015 | 0 komentar




Dewasa ini, perkembangan teknologi yang sangat pesat telah mempengaruhi sistem pembelajaran di sekolah, baik sekolah tingkatan dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi. Pesatnya kemajuan teknologi menjadikan implementasi ICT/TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di sekolah dianggap menjadi suatu keharusan. Implementasi ICT/TIK di sekolah dinilai dapat menjadi salah satu indicator dari kemajuan/keberhasilan sekolah tersebut. Selain itu, implementasi ICT/TIK juga dinilai dapat membantu para pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga mempermudah peserta didik dalam menerima materi yang disampaikannya. Mengingat hal tersebut, maka para pendidik sudah seharusnya “melek” terhadap teknologi.
Pembelajaran dengan berbasis internet dewasa ini telah menjadi tren di setiap instansi pendidikan. Pembelajaran berbasis internet ini dikenal dengan istilah online learning. Untuk menerapkan proses pembelajaran dengan sistem online learning tentu diperlukan suatu media elektronik yang akan mendukung penggunaan online learning tersebut. Pembelajaran dengan penggunaan media elektronik seperti komputer dan berbasis pada online learning dikenal dengan istilah Electronic Learning (E-Learning).
E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1.   Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
2.   Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3.   Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan  lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4.   Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

                              


 Peran E-learning
            Metode e-learning bisa diterapkan disekolah, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi Karena jelas dirasakan manfaatnya dengan adanya e-learning untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Manfaat yang akan dijabarkan, diambil contoh penerapan e-learning pada sekolah SMK , antara lain:
1. Dengan e-learning, pembelajaran lebih hemat dari segi waktu. 
            Siswa tidak perlu lagi mencatat pelajaran yang dituliskan guru pada papan tulis. Siswa dapat meng-copy pelajaran yang guru berikan melalui media flashdisk atau cd. Bisa juga guru mengirimkan email silabus materi pekanan yang dipelajari. Secara langsung, guru pun menjadi lebih ringan karena tidak perlu menuliskan materi pada papan tulis.
2. Dengan e-learning, pembelajaran lebih hemat dari segi biaya.
            Siswa tidak selalu berpusat pada materi buku pelajaran, karena buku-buku pegangan itu bisa diperoleh dengan mengunggah buku sekolah elektronik yang ada. Jadi siswa pun tidak perlu membawa tas yang berat berisikan buku-buku pelajaran. Begitu juga, guru cukup membuka laptop atau netbook ketika mengajar di kelas.
3. Dengan e-learning, pembelajaran membuat siswa aktif. 
            Siswa yang didampingi orangtua        menjadi lebih aktif untuk mencari sendiri buku pelajaran yang dibutuhkan, mengerjakan tugas sekolah seperti kliping dengan bantuan internet.

4. Dengan e-learning, pembelajaran menjadi menyenangkan. 
            Siswa tidak lagi jenuh belajar di kelas dengan selalu duduk manis. Dengan menyeimbangkan antara otak kanan dan kiri, penerimaan materi pada siapa pun akan menjadi lebih mudah. Siswa senang dalam belajar, guru pun menjadi lebih mudah dalam mengajar.


Ada manfaat, tentu  ada pula kekurangan dari e-learning ini, yakni:
1.      Dengan e-learning, dibutuh dana khusus untuk pengadaan elektronik baik siswa dan guru pribadi, maupun juga sekolah.
2.      Dengan e-learning, diperlukan SDM guru yang mumpunyaikeahlian dalam bidang teknologi ata IT..
            Jika dibandingkan dari kedua hal di atas, maka bisa disimpulkan lebih banyak manfaat e-learning untuk guru dan siswa ketimbang kekurangannya. Kekurangan yang ada bisa diambil jalan keluarnya agar pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Di sini pemerintah mempunyai peranan penting untuk bisa terlaksananya e-learning pada pendidikan di Indonesia. Pertama, pemerintah menyediakan anggaran khusus untuk pengadaan elektronik pada sekolah-sekolah yang termasuk dalam anggaran dana BOS (bantuan operasional sekolah) dan kedua, pemerintah juga bisa mengadakan pelatihan-pelatihan ke SDM guru-guru supaya mempunyai keahlian di bidang teknologi.