ORGANISASI KURI KULUM

Posted by Tata Risdian R S.T on Selasa, 07 Juli 2015 | 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusunan desain  kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Susunan lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar dan mengajarnya. Dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran. Bahan tersusun mulai dari yang mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau mulai dengan yang dasar diteruskan dengan yang lanjutan.
Desain Kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang harus ada pada setiap kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunankan untuk proses pembelajaran. Wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media mengajar dan evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran. Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap komponen mempunyai isi yang sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.
 Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam dunia persekolahan. Tanpa adannya sebuah kurikulum, dapat dipastikan proses pendidikan tidak akan terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam kurikulum harus memuat pernyataan tujuan, menunjukan pemilihan dan pengorganisasian bahan pelajaran serta rancangan penilaian hasil belajar. Salah satu hal yang sangat penting dalam kurikulum adalah Organisasi Kurikulum Pengertian organisasi kurikulum merupakan pola, bentuk, atau desain bahan kurikulum yang disampaikan kepada murid-murid, merupakan dasar yang sangat penting dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan  yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara penyajiannya kepada murid.
Tujuan dari organisasi kurikulum  untuk mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan ajaran yang ada di dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai social, aspek siswa dan masyarakat serta Iptek. 
Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, metode penyajian materi, serta peran guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu pada makalah ini kita akan mempelajari seluk beluk pengorganisasian kurikulum.
           
B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Pengertian Desain Kurikulum
b.      Prinsip-prinsip dalam mendesain kurikulum
c.       Pengertian pengorganisasian kurikulum
d.      Tujuan organisasi kurikulum
e.       Unsur-Unsur Organisasi Kurikulum
f.       Jenis-jenis organisasi kurikulum
g.      Kelebihan jenis-jenis organisasi kurikulum
h.      Kekurangan jenis-jenis organisasi kurikulum
C.    TUJUAN PENULISAN
Ada pun tujuan  makalah ini adalah :
a.        Menjelaskan Pengertian Desain Kurikulum
b.        Menjelaskan Prinsip-prinsip dalam mendesain kurikulum
c.        Menjelaskan pengertian pengorganisasian kurikulum
d.       Menjelaskan tujuan organisasi kurikulum
e.        Menjelaskan Unsur-unsur kurikulum
f.         Menjelaskan jenis-jenis organisasi kurikulum
g.        Menjelaskan kelebihan jenis-jenis organisasi kurikulum
h.        Menjelaskan  kekurangan jenis-jenis organisasi  kurikulum

D.    METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini metode yang digunakan adalah deskriptif ,sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara searching dari internet dan mengambil referensi-referensi buku.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN DESAIN KURIKULUM
Menurut Nana S. Sukmadinata (2007:113) desain kurikulum adalah menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Sedangkan dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran.
Menurut Longstrteet (1993) Desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan itelektual siswa. 
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-­prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksa­naannya

B.  PRINSIP-PRINSIP DALAM MENDESAIN KURIKULUM
Saylor (Hamalik:2007) mengajukan delapan prinsip ketika akan mendesain kurikulum, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1)        Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.
2)        Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka merealisasikan tujuan–tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang belajar dengan bimbingan guru;
3)        Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah;
4)        Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan siswa
5)        Desain harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di sekolah.
6)        Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus berlanjut pada pengalaman berikutnya.
7)        Kurikulum harus di desain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kultur.
8)        Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.


C. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN KURIKULUM
Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan belajar mengajar di harapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran sereta pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa mengkaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Curriculum shall mean here: all the experiences which students have under the auspics of the scholl[1][5]. Istilah kurikulum disini dapat berarti: semua pengalaman yang dimiliki siswa dengan bantuan sekolah. Dari definisi tersebut, sebenarnya merupakan suatu  pengertian yang cukup luas menyangkut sebagian besar aspek yang berhubungan dengan kegiatan disekolah pada umumnya. Pengertian kurikulum yang lebih khusus kurikulum adalah seperangkat pokok –pokok materi ajar yang direncanakan untuk memberi pengalaman tertentu kepada peserta didik agar mampu mencapaitujuan yang ditetapkan. [2][6]
Pengorganisasian dapat dilihat dari 2 pendekatan, yakni secara struktural dalam konteks manajamen, dan secara fungsional dalam konteks akademik atau kurikulum. Pengorganisasian kurikulum seharusnya dilihat dari kedua pendekatan tersebut, yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik. Organisasi adalah suatu kelompok social yang bersifat tertutup atau terbuka dari / terhadap pihak luar, yang diartur berdassarkan aturan tertentu, yang dipimpin/ diperintah oleh seorang pemimpin atau seorang staff administatif yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan.
Suatu organisasi sangat diperlukan untuk melaksanakan proses manajemen, yakni :
a.         Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksnakan oleh suatu lembaga pengembang kurikulum, atau suatu tim pengembang kurikulum.
b.         Organisasi dalam rangka pelaksanaan kurikulum, baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat sekolah atau lembaga pendidikan yagn melaksankaan kurikulum.
c.         Organisasi dalam evaluasi kurikulum yang melibatkan berbagai pihak dalam  proses evaluasi kurikulum









D.   TUJUAN ORGANISASI KURIKULUM
1.      Untuk mempermudah siswa dalam mempelajari  bahan pelajaran.
2.      Mempermudah peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
3.      Dapat melayani keragaman kemampuan, kebutuhan, minat dari peserta didik.

Dalam organisasi kurikulum ada beberapa factor yang perlu diperhatikan, yakni ruang lingkup (scope),  urutan (sequence),  Kesinambungan (Continuity), Terpadu (Integrated), Keseimbangan (Balance), Waktu (Time).
1.        Ruang lingkup bahan (scope), adalah keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang akan diberikan dari suatu bidang studi mata pelajaran atau dari suatu pokok bahasan tertentu.
2.        Urutan bahan (sequence), adalah penyusunan bahan pelajaran menurut aturan tertentu secara berurutan, menunjukan sistematika dan merupakan penyampaian serta penangkapan oleh para siswa.
3.        Kesinambungan (Continuity), menunjukan adanya peningkatan, pendalaman, dan perluasan bahan pelajaran sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari bahan yang lebih kompleks
4.        Terpadu (Integrated),Keterpaduan ini dapat dilakukan dalam bentuk kurukulum korelasi, kurikulum bidang studi, dankuurikulum terpadu berdasarkan bidang-bidang kehidupan.
5.        Keseimbangan (Balance), merupakan keseimbangan isi atau bahan pelajaranyang akan disampaikan kepada peserta didik dan keseimbangan proses pembelajaran.
6.        Waktu (Time), untuk pegangan bersama distribusi waktudapat ditentukan berdasarkan kriteria antara lain tradisi pengalaman, pertimbanganpara pengembang kurilulum, nilai atau manfaat, tingkat kesulitan setiap mata pelajaran, dan standan kompetensi mata pelajaran.




Pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi:
1.      Prosedur pembelajaran, pemilihan isis kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh sebuah panitia tertentu.
2.      Prosedur survey, pendapat pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum dilakukan dengan jalan  pengadaan survey atau penelitian terhadap pendapat dengan pihak.
3.      Prosedur studi kesalahan, prosedur ini dilaksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
4.      Prosedur mempelajari kurikulum lainnya. Prosedur ini dapat disamakan dengan metode tambal sulam dengan mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan atau menetukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.
5.      Analisa kegiatan orang dewasa , diadakan studi terhadap kegiatan dalam kehidupan untuk dipelajari oleh para siswa disekolah. Kegiatan yang dianalisis adalah kegiatan yang berkenaan dengan pekerjaan atau  jabatan.
6.      Prosedur fungsi social, bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan banyak fungsi social dalam kehidupannya yang bermacam dan dibentuk nya, dan berada daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah ditentukan dijadikan.
7.      Prosedur minat kebutuhan

E.  UNSUR-UNSUR ORGANISASI KURIKULUM
            Unsur-unsur organisasi kurikulum antara lain :
1.        Konsep, yaitu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variabel-variable mana yang kita ingin menentukan adanya hubungan empiris. Hampir setiap bentuk organisasi kurrukulum dibangun berdasarkan konsep, seperti peserta didik, masyarakat, kebudayaan, kuantutas dan kualitas, ruangan dan evolusi.
2.        Genelarisasi, yaitu kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi dari suatu analisis. Kita harus membedakan antara kesimpulan dengan rangkuman, banyak orang yang keliru dalam menarik kesimpulan karena apa yang dilakukannya adalah membuat rangkuman, misalnya setiap orang baik sebagai subjek maupun sebagai objek perilaku secara manusiawi
3.        Keterampilan, yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk  menyusun program yang berkesinambungan. Misalnya, organisasi pengalaman belajar berhubungan dengan keterampilan komprehensif, keterampilan dasar untuk mengerjakan matematika, dan keterampilan menginterpretasikan data.
4.        Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu yang bersifat absolut untuk mengendalikan perilaku. Misalnya, menghargai diri sendiri, menghargai kemulyaan dan kedudukan setiap orang tanpa memperhatikan ras, agama, kebangsaan dan statussosial ekonomi.

F.  JENIS-JENIS ORGANISASI KURIKULUM
1.      Separated Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu dengan yang lainnya. Pengorganisaisan ini sudah lama dilaksanakan hingga sekarang  masih banyak digunakan dalam tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Dalam organisasi kurikulum ini, semua mata pelajaran yang terpisah-pisah masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik,dan semua materi yang diberikan sama.
Separated curriculum  bertujuan agar generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan dan pengetahuan manusia yang telah dikumpulkan selama baerabad-abad agar mereka tak perlu mencari dan menemukan apa yang telah diperoleh generasi terdahulu.[3][7]Organisasi ini sudah lama digunakan dalam dunia pendidikan karena memiliki karakteristik yang sederhana dan mudah dilaksanakan. Namun tidak selamanya yang sederhana dan mudah mendukung efektivitas dan efesiensi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan social.
Dalam separated curriculum ini bahan pelajaran yang sifatnya informasi sebagian besar akan diperoleh siswa dari buku pelajaran. Siswa akan lebih banyak mengahafal dalam mempelajari pengetahuan yang sifatnya terlepas-lepas sehingga kemampuan siswa kurang berkembang dan cenderung kurang mengoptimalkan potensi siswa.
Pandangan masyarakat terhadap organisasi separated curriculum  yaitu, murid hanya tekun mendengarkan kemudian mencatat, lalu guru memerintahkan agar bahan tersebut dipelajari bahkan di hapalkan lalu kemudian guru membuat pertanyaan yang bahannya berasal dari buku tersebut,dan evaluasi yang terjadi jika seorang murid dapat menjawab pertanyaan dengan benar murid itu dapat dikatakan pandai. Namun dimasyarakat sekarang hampir semua bahan yang disediakan dalam separated curriculum ini tidak memperhatikan masalah kehidupan yang muncul di dalam masyarakat.
Contoh separated curriculum:AGAMA     


2.      Correlated Curriculum
Mata pelajaran dalam kurikulum ini harus dihubungkan dan disusun sedemikian rupa sehingga yang satu memperkuat yang lain dan melengkapi yang lain.
Contohnya: geografi berkorelasi dengan sejarah
Correlated curriculum merupakan kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi. Tujuannya mata pelajaran yang satu memperkuat mata pelajaran yang lainnya. Korelasi pada hakikatnya adalah penyatuan beberapa mata pelajaran yang sejenis, seperti IPA (di dalamnya ada fisika, biologi, kimia) dan IPS (geografi, ekonomi, sosiologi,sejarah).
Ada beberapa jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran :Korelasi factual, misalnya mata pelajaran sejarah dan kesusastraan yang didalamnya terjadi pengkorelasian dari fakta-fakta sejarah yang disajikan melalui penulisan karangan sehinggah menambah kemungkinan siswa menikmati bacaannya.
a.       Korelasi deskriptif, misalnya mata pelajaran psikologi dapat berkorelasi dengan sejarah atau ips dengan menggunakan prinsip yang ada dalam psikologi untuk menerangkan kejadian-kejadian social.
b.      Korelasi normative, hampir sama dengan korelasi deskriptif  perbedaanya hanya terletak pada  prinsipnya yang bersifat moral social dan etika.
c.       Korelasi okasional atau incidental, yaitu korelasi yang diadakan sewaktu-waktu bila ada hubungannya.
d.      Korelasi etis, yaitu bertujuan mendidik budi pekerti sebagai pusat pembelajaran dalam mata pelajaran pendidikan agama atau budi pekerti.
e.       Korelasi sistematis, korelasi yang disusun oleh guru dalam mengajar mata pelajaran yang diajarkannnya.
f.       Korelasi informal, bentuk kerja sama dari guru mata pelajaran biologi misalnnya dengan guru mata pelajaran
g.      fisika untuk melakukan penggabungan antara keduannya.
h.      Korelasi formal, kurikulum yang telah direncanakan oleh guru atau tim secara bersama-sama.
i.        Korelasi meluas (broad field),  merupakan fungsi penggabungan  dari beberapa bidang studi yang memilki cirri khas yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi.

3.      Integrated Curriculum
Yaitu kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Kurikulum ini cenderung lebih memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus intergrated atau terpadu secara menyeluruh. Kurikulum ini memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara kelompok maupun individu, lebih memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar, memungkinkan pembelajran bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan siswa dalam mengembangkan program pembelajran.
Dalam penerapan kurikulum ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengimplementasikan
 berbagai strategi belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik kurikulum tersebut. Pembelajaran yang sering digunakan seperti pemecahan maslalah, pengajaran unit teaching, metode proyek, dan pendekatan tematik. Bahan pelajaran yang dipelajari siswa dirumuskan dalam pokok bahasan berupa topic atau pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan permaslaahan yang diajukan guru. Dilihat pada prosesnya pengembangan kurikulum ini lebih banyak dipercayakan kepada guru, orang tua, dan siswa itu sendiri
Secara istilah, integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau penggabungan, dari dua objek atau lebih (wedawaty, 1990:26). Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakakan oleh poerwadarminta(1997:326), integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satu kebetulan atau menjadi utuh.
Selanjutnya, pengertian integrasi yang di kemukakan oleh wedawaty, dalam Darwin, (2001:16), adalah perpadauan, penyatuan, penggabungan, dari dua objek atau lebih. Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh poerwadarminta (1976:384), yakni integrasi adalah penyatuan supaya menjadi suatu kebetulan atau menjadi utuh.
Dalam integrated kurikulum , pelajaran dipusatkan pada suatau masalah atau topic tertentu, misalnya suatu maslaah dimana semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topic tertentu.
      Apa yang disajikan disekolah, disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah. Pelajaran disekolah membantu siswa dalam mengahadapi berbagai persoalan diluar sekolah. Biasannya bentuk kurikulum semacam ini dilaksanakan melalui pelajaran unit mempunyai tujuan yang mengandung makana bagi siswa yang dituangkan dal,am bentuk masalah. Untuk pemecahan masalah, anak diarahkan untuk melakukan kegiatan yang  saling berkaitan anatara satu dengan yang lainnya. Kurikulum ini biasanya disajikan dalam bentuk konsep kajian Tematik. Jadi integrated itu menentukan tema yang  akan dikaji.
Contoh :
Themanya air  kajian dalam tema ini dapat dibahas dan dilihat disemua bidang pelajaran.
AIR
Biologi                                   fiqih


4.      Broad fields curriculum
Adannya hubungan dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya lebih dari satu mata pelajran yang dikorelasikan . Organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadiakn “core subject”, dan mata pelajaran lainnnya dikorelasikan dengan core tersebut.
The Broad Field Curriculum is essentially an effort to overcome the compartmentalization and atomatization of curriculum by combining several specipic areas into large fields”.  Yaitu usaha peningkatan dengan menyatukan beberapa mata pelajaran. [4][8]
Lima macam broad field menurut phenix :
a.       IPS : Peleburan dari mata pelajaran ekonomi, koperasi, sejarah, goegrafi, akuntansi dan sejenisnya.
b.      Bahasa :Peleburan dari mata pelajaran membaca, menulis,tata bahasa, mengarang, menyimak, spresiasi, dan pengetahuan bahasa.
c.       IPA: Peleburan dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, astronomi, dan kesehatan
d.      Kesenian : peleburan dari mata pelajaran seni tari, music, lukis, pahat, dan drama.

5.      Student centered
Suatu organisasi kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran. Perubahan dalam setiap proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dengan bertujuan agar siswa terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan,sikap, dan perilaku serta guru disini lebih ditekankan menjadi mediator.
Kurikulum ini menekankan pada mahasiswa sebagai pembelajar dan apa ayng dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh guru.[5][9] Organisasi kurikulum ini merupakan sebuah kutub proses pembelajaran yang menekannkan mahasiswa sebagai pembangunan pengetahuan sedangkan kutub yang lainnya adalah dosen sebagai agen yang memberikan pengetahuan.[6][10] Student centered merupakan hasil dari transisi perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan, dan resisten.[7][11]
5 faktor penting dalam prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu:
a.       Faktor kognitif dan metakognitif, yang menggambarkan bagaimana siswa berfikir dan mengingat, serta penggambaran factor-faktor yang terlibat dalam proses pembentukan makna informasi dan pengalaman.
b.      Faktor motivasi dan emosional (afektif), yang menggambarkan bagaiman keyakinan,emosi, dan motivasi mempengaruhi cara seseorang menerima situasi pembelajaran, seberapa banyak orang belajar, dan usaha yang mereka lakukan untuk mengikuti pembelajaran.
c.       Faktor sosial dan developmental, yang menggambarkan bagaimana orang lain berperan dalam proses pembelajaran dan cara-cara orang belajar dalam kelompok. Prinsip ini mencerminkan bahwa dalam interaksi sosial, orang akan saling belajar dan dapat saling menolong melalui saling berbagi perspektif individual.
d.      Faktor perbedaan individu, yang menggambarkan bagaimana latar belakang individu yang unik dan kapsitas masing-masing berpengaruh dalam pembelajaran. Prinsip ini membantu menjelaskan mengapa individu mempelajari sesuatu yang berbeda, waktu yang berbeda, dan dengan cara yang berbeda pula.
e.       Faktor perkembangan, yang menggambarkan bahwa kondisi fisik, intelektual, emosional, dan sosial dipengaruhi oleh factor genetic yang unik dan factor lingkunan.

G.           KELEBIHAN DARI BERBAGAI MACAM ORGANISASI KURIKULUM
1. Separated curriculum
a)    Bahan pelajaran disusun sistematis, logis, sederhana, dan mudah dipelajari
b)   Kurikulum dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya Terdahulu.
c)    Kurikulum ini mudah di ubah dan dikembangkan

2.   Correlated curriculum
a)         Bahan bersifat korelasi walau sebatas beberapa mata pelajaran
b)        Memebrikan wawasan yang lebih luas dalam lingkup satu bidang studi
c)         Menambah minat siswa berdasarkan korelasi mata pelajran yang sejenis
3.   Integrated curriculum
a)      Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat bertalian erat.
b)      Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar mengajar
c)      Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat.
d)     Sesuai dengan ide demokrasi, dimana siswa dirangsang untuk berpikir sendiri, bekerja sendiri, dan memikul tanggung jawab bersama dan bekerjasama dalam kelompok.
e)     Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan (kemampuan) individu, minat, kematangan, baik secara individu maupun kelompok.[8][12]
4.      Broad field curriculum
a)      Menunjukan  adanya integrasi pengetahuan kepada siswa, dimana dalam pelajaran yang disajikan disoroti dalam berbagai bidang dan disiplin ilmu.
b)      Dapat  menambah interes dan minat siswa terhadap adanya hubungan antara berbagai bidang studi.
c)      Pengetahauan dan pemahaman siswa akan lebih mendalam dengan penguraian dan penjelasan dari berbagai bidang studi.
d)     Adanya kemungkinan untuk menggunakan ilmu pengetrahuan lebih fungsional.
e)      lebih mengutamakan pada pemahaman dari prinsip-prinsip dari pada pengetahuan (knowledge) dan penguasaan fakta-fakta.
5.     Student centered
a)      Murid menjadi aktif dan kreatif
b)      Proses pengajaran menjadi inovatif karena peserta didik seluruhnya ikut berperan aktif
c)      Adanya mediator guru ,dan murid yang mengembangkan permasalahan yang ada untuk dipecahkan.





H.     KEKURANGAN DARI BERBAGAI MACAM ORGANISASI KURIKULUM

1.      Separated curriculum
a)      Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah , yang menggambarkan tidak ada hubungannya antara materi satu dengan yang lainnya.
b)      Bahan  pelajarannya tidak bersifat actual.
c)      Proses  belajar lebih mengutamakan aktivitas guru dan siswa cenderung pasif
d)     Proses  dan bahan pelajaran sangat kurang memperhatikan bakat, minat, dan kebutuhan siswa.
e)      bahan pelajaran yang sifatnya informasi sebagian besar akan diperoleh siswa dari buku pelajran dan siswa akan lebih banyak menghafal dalam mempelajari pengetahuan dan sifatnya terlepas-lepas sehingga kemampuan siswa kurang berkembang.
2.      Correlated curriculum
a)      Bahan ajaran yang diberikan kurang sistematis
b)      Kurikulum ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang berhubugnan langsung dengan kehidupan nyata siswa.
c)      Kurikulum ini kurang memeperhatikan minat, bakat, dan kebutuahn siswa.
d)     Apabila prinsip penggabungan belum dipahami, kemungkinan bahan pelajaran yang disampaikan masih terlalu abstrak
3.      Integrated curriculum
a)      Ditinjau dari ujian akhir atau tes masuk yang uniform, maka kurikulujm ini akan banyak menimbulkan keberatan
b)      Kurikulum ini tidak memiliki urutan yang logis dan sistematis
c)      Diperlukan waktu yang banyak  dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan siswa maupun kelompok
d)     Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh dala menyelesaikan suatu topic atau permasalahan
e)      Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya secara individu.
f)       Kurikulum di bust oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembagan kurikulum ini.
g)      Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana
h)      Dapat memungkinkan kemampuan yang di capai siswa akan berbeda secara mencolok
4.      Broad fields
a)      Bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat siswa, demikian juga masalah-maslah yang dikemukakan tidak berkenaan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa.
b)      Pengetahuan yang diberikan tidak mendalam dan kurang sistematis pada berbagai mata pelajaran.
c)      Urusan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara logis dan sistematis
d)     Kebanyakan diantara para guru tidak atau kurang menguasai antar disiplin ilmu sehingga dapat mengaburkan pemahaman siswa..
5.      Student centered
a)      Peserta didik kurang mendapat arahan dari guru









BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat penyusun simpulkan  bahwa Organisasi kurikulum  merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannnya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif.

Jenis-jenis organisasi dalam kurikulum yakni:
1.      Separated curriculum
2.      Correlated curriculum
3.      Integrated curriculum
4.      Broad fields
5.      Student centered

B.     SARAN
Mengingat pentingnya mengetahui jenis organisasi yang sesuai dengan keadaan kebutuhan dalam  dunia pendidikan, maka pada setiap tenaga pendidik harus teliti mengetahui kelebihan dari masing-masing organisasi dan kekurangannya. Agar para peserta didik dapat terus mengalami perkembagan dalam pengetahauannya, perubahan sikap, dan pengembangan dirinya.

Adapun dalam bentuk PPT bisa download disini







DAFTAR PUSTAKA

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.
Hamalik, Oemar,  Manajemen Pengembangan Kurikulum , Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010,halaman 136-137.
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja  Rosdakarya, Bandung, 1997.
Rusman, Manajemem Kurikulum, Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Zaenal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2011
Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 1990.




[1][5] ( Hand,1958 dalam koestantoniah, 1998)
[2][6] (Soedjadi dalam Darwin, (2001:15)
[3][7] (S. Nasution, 1986)
[4][8] Hilda taba hal 497  (1962)
[5][9] Harden dan Crosby (2000)
[6][10] Kember (1997)
[7][11] Rogers (1983)
[8][12] nurdin, S., dan Usman, B.M.,2003:49-50)..