Posted by Tata Risdian R S.T on Selasa, 24 Maret 2020



Mata Pelajaran : Teknik Pemograman M M
Guru Mapel : Tata Risdian R, S.T., M.Pd
Kelas/Jurusan : X Teknik Elektronika Industri


ALGORITMA

Pengertian
Algoritma berawal dari kata Algorism/Algorisma adalah istilah yang merujuk kepada aturan-aturan aritmetis untuk menyelesaikan persoalan dengan menggunakan bilangan numerik arab, dan berubah menjadi Algoritma sesuai perubahan namanya maka istilah pengertiannya pun berubah menjadi urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis, Kata logis merupakan kata kunci dalam algoritma. Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar.
Pertimbangan dalam pemilihan algoritma adalah, pertama, algoritma haruslah benar. Artinya algoritma akan memberikan keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang diberikan. Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau memberikan keluaran yang salah, pastilah algoritma tersebut bukanlah algoritma yang baik.
Pertimbangan Kedua, Algoritma yang baik harus mampu memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan nilai yang sebenarnya. kita harus mengetahui seberapa baik hasil yang dicapai oleh algoritma tersebut. Hal ini penting terutama pada algoritma untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan aproksimasi hasil (hasil yang hanya berupa pendekatan).
     Pertimbangan Ketiga adalah efisiensi algoritma, semisal algoritma itu benar(mendekati kebenaran), tetapi memakan waktu yang lama dalam mendapatkan kebenaran algoritma, untuk apa algoritma tersebut dipakai? Karena inti dari algoritma yang baik adalah mendapatkan jawaban kebenaran(mendekati kebenaran) dengan cepat.

Fungsi dan Ciri Algoritma
            Dengan algoritma, kita dapat mengatasi masalah dari yang sederhana
sampai yang kompleks sekalipun. Contoh dari fungsi algoritma dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1.      Proses membuat kue dengan resep kue sebagai algoritmanya
2.      Kegiatan sehari-hari kita pun bisa dibilang algoritma, karena ada proses yang disusun dalam jadwal harian
3.      Mengisi pulsa, dengan mengikuti panduan pengisian pulsa nya sebagai algoritma.
  
Dari contoh diatas bila panduan atau langkah-langkahnya tidak logis, maka tidak ada hasil yang benar atau hasil yang diinginkan. Ada pun fungsi algoritma pada system komputasi adalah sebagai dasar menyusun program untuk menyelesaikan suatu masalah karena Algoritma adalah jantung dari Teknik Informatika. Menurut Donald E. Knuth, algoritma memiliki ciri sebagai berikut:
  1. Algoritma mempunyai awal dan akhir, suatu algoritma harus berhenti setelah mengerjakan serangkaian tugas. Dengan kata lain, suatu algoritma memiliki langkah yang terbatas.
  2. Setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat, sehingga tidak memiliki arti ganda atau membingungkan.
  3. Memiliki input(masukan) atau kondisi awal
  4. Memiliki output(keluaran) atau kondisi akhir
  5. Algoritma harus efektif dan efisien, agar benar-benar menyelesaikan permasalahan dengan tepat dan cepat

Sifat Algoritma
Berdasarkan fungsi dan ciri yang dipaparkan Donald E. Knuth dan definisi algoritma, dapat disimpulkan bahwa sifat utama algoritma adalah sebagai berikut:
1.      Input: suatu algoritma memiliki input atau kondisi awal sebelum dilaksanakan, bisa berupa nilai-nilai peubah yang diambil dari himpunan khusus.
2.      Output: Suatu algoritma akan menghasilkan output setelah dilaksanakan, atau algoritma akan mengubah kondisi awal menjadi kondisi akhir, di mana nilai output diperoleh dari nilai input yang telah diproses melalui algoritma.
3.      Definiteness: langkah-langkah yang dituliskan dalam algoritma terdefinisikan dengan jelas sehingga mudah mudah dilaksanakan oleh pengguna algoritma.
4.      Finiteness: suatu algoritma harus memberi kondisi akhir atau output setelah sejumlah langkah yang terbatas jumlahnya dilakukan terhadap setiap kondisi awal atau input yang diberikan.
5.      Effectiveness: Setiap Langkah dalam algoritma bisa dilaksanakan dalam suatu selang waktu tertentu sehingga pada akhirnya solusi yang sesuai diharapkan.
6.      Generality: langkah-langkah algoritma berlaku untuk setiap himpunan input yang sesuai dengan persoalan yang diberikan, tidak hanya untuk himpunan tertentu.


TUGAS
1. Catat, Foto/Vidiokan kegiatan learning daring
2. buatlah sebuah algoritma tentang virus corona/ covid-19

Posted by Tata Risdian R S.T on Senin, 23 Maret 2020



Mata Pelajaran  : Sistem Pengendali Elektronika
Guru Pelajaran  : Tata Risdian R, S.T.,M.Pd
Kelas/Jurusan    : XI Teknik Elektronika Industri
SMK PIRAMIDA


Pengertian Kendali P.I.D (Proportional ntegral Derivative control)



Sistem Kontrol PID ( Proportional–Integral–Derivative controller ) merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut ( Feed back ).
Sistem kontrol PID terdiri dari tiga buah cara pengaturan yaitu kontrol P (Proportional)D (Derivative) dan I (Integral), dengan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing cara dapat bekerja sendiri maupun gabungan diantaranya. Dalam perancangan sistem kontrol PID yang perlu dilakukan adalah mengatur parameter P, I atau D agar tanggapan sinyal keluaran system terhadap masukan tertentu sebagaimana yang diinginkan

1. Kontrol Proporsional
Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta. Jika u = G(s) • e maka u = Kp • e dengan Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler. Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat kontrol yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk memperbaiki respon transien khususnya rise time dan settling time.

2. Kontrol Integratif
Jika G(s) adalah kontrol I maka u dapat dinyatakan sebagai u(t) =[integrale(t)dT]Ki dengan Ki adalah konstanta Integral, dan dari persamaan diatas, G(s) dapat dinyatakan sebagai u = Kd.[deltae / deltat] Jika e(T) mendekati konstan (bukan nol) maka u(t) akan menjadi sangat besar sehingga diharapkan dapat memperbaiki error. Jika e(T) mendekati nol maka efek kontrol I ini semakin kecil. Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state, namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien yang tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang sangat tinggi justru dapat menyebabkan output berosilasi karena menambah orde sistem

3. Kontrol Derivatif
Sinyal kontrol u yang dihasilkan oleh kontrol D dapat dinyatakan sebagai G(s) = s.Kd Dari persamaan di atas, nampak bahwa sifat dari kontrol D ini dalam konteks "kecepatan" atau rate dari error. Dengan sifat ini ia dapat digunakan untuk memperbaiki respon transien dengan memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol Derivative hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat error statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler Derivative tidak dapat dipakai sendiri

Untuk mendapatkan aksi kontrol yang baik diperlukan langkah coba-coba dengan kombinasi antara P, I dan D sampai ditemukan nilai Kp, Ki dan Kd seperti yang diiginkan.
(1) Memahami cara kerja system,
(2) Mencari model sistem dinamik dalam persamaan differensial,
(3) Mendapatkan fungsi alih sistem dengan Transformasi Laplace,
(4) Memberikan aksi pengontrolan dengan menentukan konstanta Kp, Ki dan Kd,
(5) Menggabungkan fungsi alih yang sudah didapatkan dengan jenis aksi engontrolan,
(6) Menguji sistem dengan sinyal masukan fungsi langkah, fungsi undak dan impuls    
      ke dalam fungsi alih yang baru,
(7) Melakukan Transformasi Laplace balik untuk mendapatkan fungsi dalam kawasan waktu,
(8) Menggambar tanggapan sistem dalam kawasan waktu

Penjelasan atau contohnya Kendali P.I.D sebagai berikut :
Contohnya saja pada lift, fungsi kendali yaitu bagaimana membuat kecepatan lift ketika dinaiki oleh jumlah orang yang berbeda (secara logika ketika hanya 1 orang kecepatan tinggi dan ketika byak kecepatan menurun) nah disini fungsi kendali walu jumlah barapapun kecepatan tetap sama,

Misalnya kita logika dengan kecepatan kereta (analogikan kecepatan konstan 80KM/jam)

Posted by Tata Risdian R S.T on






MATA PELAJARAN : DASAR LISTRIK ELEKTRONIKA
GURU PELAJARAN : TATA RISDIAN R, S.T.,M.Pd




Alat Ukur Listrik

Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik.
Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan mem- baca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggal membaca pada layar display .
Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran, misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multim- eter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya listrik saja.
Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis, dan praktis. Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.











 



 
                 

Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami, diantaranya
alat ukur, akurasi, presisi, kepekaan, resolusi, dan kesalahan.
a Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran dari kuantitas atau variabel.
b.  Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur.
c.  Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
d.   Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variabel yang diukur.
e.   Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
f.    Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.

Sistem Satuan

Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu sistem metrik (dipelopori Prancis sejak 1795). Amerika Serikat dan Inggris juga menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional, tapi untuk kebutuhan lokal menggunakan sistem CGS (centimeter-gram-second). Sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional. Enam besaran yang dinyatakan dalam sistem SI, yaitu:

Tabel  Besaran Sistem Internasional

Besaran
Satuan
Simbol
Panjang
meter
m
Massa
kilogram
kg
Waktu
detik
s
Arus listrik
amper
A
Temperatur thermodinamika
derajat kelvin
0K
Intensitas cahaya
candela
Cd

Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry, dan sebagainya. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol di bidang kelistrikan dan kemagnetan berlaku internasional.

Tabel  Besaran dan Simbol Kelistrikan

Besaran dan simbol
Nama dan simbol
Persamaan

Arus listrik, I

amper                A

-
Gaya gerak listrik, E
volt, V                 V
-
Tegangan, V
volt, V                 V
-
Resistansi, R
ohm,                  â„¦
R = V/I
Muatan listrik, Q
coulomb            C
Q = It
Kapasitansi, C
farad                  F
C = Q/V
Kuat medan listrik, E
-                       V/m
E = V/l
Kerapatan fluk listrik, D
-                       C/m2
D = Q/I2



Besaran dan simbol
Nama dan simbol
Persamaan

Permittivity, å

-                       F/m

Ã¥ = D/E
Kuat medan magnet, H
-                       A/m
Hdl = nI
Fluk magnet, Ö
weber               Wb
E =dÖ/dt
Kerapatan medan magnet, B
tesla                  T
B = Ö/I2
Induktansi, L, M
henry                 H
M = Ö/I
Permeability, µ
-                        H/m
µ = B/H

Ukuran Standar Kelistrikan

Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan temperatur.
1.    Standar amper
menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang.
2.    Standar resistansi
menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1W yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.
3.    Standar tegangan
ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.

4.    Standar Kapasitansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (farad).
5.    Standar Induktansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
6.  Standart temperatur menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat kelvin besaran derajat kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0° celsius = 273,160 kelvin, air mendidih 100°C.

7.    Standar luminasi cahaya menurut ketentuan SI,


Sistem Pengukuran

Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Sistem analog berhubungan dengan informasi dan data analog. Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu, misalnya penunjukan temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala meter, atau penunjukan skala elektronik .
Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital. Penunjukan angka digital berupa angka diskret dan pulsa diskontinyu berhubungan dengan waktu. Penunjukan dis- play dari tegangan atau arus dari meter digital berupa angka tanpa harus membaca dari skala meter. Sakelar pemindah frekuensi pada pesawat HT juga merupakan angka digital dalam bentuk digital .



Penunjukan meter analog dan meter digital


TUGAS 
1. BUAT RANGKUMAN
2. Jelaskan Cara mengkalibrasi Alat Ukur Analog ?
3. Jelaskan Cara Mengukur Reistor, Trafo, Tegangan ??

catatan : Videokan dan fotokan hasil pembelajaran dengan menggunakan seragam terima kasih. data yang masuk akan diabsen sesuai tugas yang masuk






Unlimited Backlink Unlimited Backlink Free Backlinks Blogs and More - Plugboard Backlink Exchange Free Automatic Link Teman Link Unlimited Backlink Exchange Enlaces Gratis Free Backlinks Kostenlose Backlink Austausch Cholita Enlaces Free Plugboard Streichquartett Backlink Exchange Tukar Backlink Exchange Plugboard Free Backlink Exchange Enlaces Linkillo Mariachi Backlink Exchange Mariachi Backlink Exchange Web Link Exchange Text Backlink Exchanges bedava - Free Backlink - www.linkdevi.com bedava - Free Backlink - www.v8link.com Linkon Bedava - Free Backlink